JAKARTA--Pilpres 2019 memang masih dua tahun lagi. Namun hal itu tidak mengurangi panasnya suhu politik di Indonesia saat ini. Presidential threshold 20%
membuat tokoh-tokoh yang sangat bernafsu menjadi presiden di Pilpres
2019 harus lebih dini menyusun strategi dan melakukan gerilya politik.
Mereka tidak boleh bersantai-santai lagi.
Prabowo dan SBY yang sebelumnya masih belum bersuara dan menunggu perkembangan arah politik, tiba-tiba seperti disengat. Presidential threshold 20%
seolah-olah membangunkan tidur mereka. Mereka berrdua yang sebetulnya
masih ingin bersantai dan menikmati libur, dipaksa untuk menunda
liburannya demi Pilpres 2019.
Prabowo mengawali langkah menyusun
kekuatan dengan melakukan safari politik. Dia akan safari politik ke
pimpinan partai-partai lain. Namun safari ini akan dia lakukan setelah
bertemu SBY pada kamis petang, 27 Juli 2017.
Menurut Sekjen Gerindra, pertemuan antara
Prabowo dan SBY akan membicarakan persoalan besar yang di hadapi bangsa
Indonesia. Mereka (partai di luar pemerintahan) merasa berhak
berpartisipsi untuk ikut menyelesaikan persoalan bangsa. Mereka
menyatakan bahwa persoalan bangsa bukan hanya menjadi komitmen presiden
atau koalisi pemerintahan saja tapi juga partai di luar pemerintahan.
Meskipun Gerindra tidak mengatakan secara
gamblang bahwa dalam pertemuan nanti akan dibahas juga soal Pilpres
2019, namun mayoritas masyarakat sepertinya akan menilai bahwa pertemuan
itu hampir pasti akan membahas soal Pilpres 2019 dan kemungkinan
keduanya akan berkoalisi. Koalisi antara Gerindra dan Demokrat saat ini
dinilai paling ideal untuk menggulingkan Jokowi di Pilpres 2019.
Meskipun selama ini PKS menjadi sahabat
erat Gerindra, namun bukan berarti Prabowo akan memilih berduet dengan
PKS. Bagi Prabowo, kekuatan Demokrat jelas masih lebih besar dibanding
PKS, bahkan PAN.
Meskipun Amien sedang merengek-rengek agar
Prabowo bisa berduet kader PAN, nampaknya belum mampu membuat Prabowo
bergeming. Prabowo seperti sedang mengharapkan berkoalisi dengan SBY.
Berduet dengan PAN juga sepertinya akan menjadi arlternatif kesekian.
Jika gagal berduet dengan SBY, sepertinya Prabowo akan terlebih dahulu
memilih berduet dengan PKS.
SBY pun saya yakin tidak akan begitu saja
mau diajak berkoalisi oleh Prabowo meskipun gelagat kea rah itu tetap
terbuka. Baik SBY maupun Prabowo sepertinya sedang menunggu gugatan ke
MK terkait presidential threshold 20%. Jika gugatan presidential threshold dikabulkan oleh MK, bisa jadi SBY maupun Prabowo akan berjalan sendiri-sendiri.
Koalisi Prabowo-SBY sepertinya hanya mungkin terjadi ketika ika gugatan presidential threshold tidak
dikabulkan oleh MK dan tetap di angka 20 persen. Pasalnya, koalisi
Prabowo-SBY sepertinya akan menjadi satu-satunya cara untuk mengalahkan
Jokowi. Dibanding harus melihat Jokowi kembali melenggang menuju kursi
presiden, lebih baik sedikit menurunkan ego masing-masing dan bersedia
bergabung dengan tokoh-tokoh penting yang menjadi lawan Jokowi. Hal
tersebut yang sepertinya sedang dipikirkan oleh Prabowo maupun SBY.
Karena memang belum pasti akan berkoalisi
dengan SBY, Prabowo melakukan safari politik. Selain menjadi usaha untuk
mengumpulkan kekuatan, safari politik ini seperti sebuah penjajakan
Prabowo untuk memilih calon yang akan berduet dengannya di Pilpres 2019.
Bagaimana Jokowi mempersiapkan Pilpres 2019?
Ketika lawan-lawannya sedang mengumpulkan
amunisi, Jokowi boleh dikatakan belum melakukan hal-hal yang secara
langsung terkait dengan Pilpres 2019. Jokowi tetap memilih fokus kerja
untuk menyelesaikan proyek-proyek sebelum Pilpres 2019.
Jokowi memang boleh dikatakan saat ini berada di atas angin. Presidential threshold
20% sangat mengunggulkan Jokowi. Bahkan tidak mustahil Jokowi akan
menjadi calon tunggal. Jadi sepertinya kondisi saat ini sudah membuat
Jokowi di atas angin.
Saya yakin sebetulnya Jokowi sudah mulai
memikirkan Pilpres 2019. Sambil bekerja menyelesaikan proyek, Jokowi
sebetulnya sedang mengamati langkah-langkah apa yang sedang dilakukan
oleh lawan-lawan politiknya. Jokowi bersikap santai saja dan seolah-olah
tidak terjadi apa-apa.
Rencana pertemuan Prabowo dengan SBY juga
ditanggapi positif oleh Jokowi. Tak sedikitpun ada gelagat panik.
Jokowi hanya mengatakan bahwa antartokoh kan baik-baik saja. Pertemuan
antarpartai baik, antartokoh baik. Asal untuk kepentingan negara, asal
untuk kepentingan bangsa.
Jokowi memang tidak perlu terburu-buru
melakukan safari politik dan meminta dukungan parpol lain. Jokowi
memiliki senjata yang lebih hebat dibanding koalisi berapa parpol pun.
Senjata tersebut adalah rakyat. Jika Jokowi berhasil mengambil hati
rakyat, maka koalisi Prabowo-SBY sama sekali tidak ada artinya.
Ketika Prabowo melakukan safari politik
mencari dukungan, Jokowi hanya fokus menyelesaikan proyek agar bisa
selesai sebelum Pilpres 2019. Jika Jokowi berhasil menyelesaikan proyek
prestisius sebelum Pilpres 2019, maka kekuatan rakyat akan berada dalam
genggamannya. Jika sudah seperti ini, nampaknya hanya ada satu faktor
jika Jokowi kalah, yaitu kecurangan.
Labels:
Internasional,
POLITIK
Thanks for reading Prabowo Gandeng SBY ,Presiden Joko Widodo Tetap Santai. Please share...!
0 Comment for "Prabowo Gandeng SBY ,Presiden Joko Widodo Tetap Santai"