HISTORY OF NATIONS
Adalah Kerajaan Salakanagara yang belakangan ini dikenal sebagai kerajaan pertama di Nusantara, jauh lebih dulu dari Kerajaan Kutai di Kalimantan yang sebelumnya ditetapkan sebagai kerajaan tertua dan pertama di Nusantara.
Namun sebagian masyarakat masih menganggap bahwa Kerajaan Salakanagara hanya mitos, namun setelah membaca artikel ini, Anda boleh berpikiran apapun karena itu adalah hak Anda.
Dari artefak-artefak kuno sejak zaman
pra-sejarah, telah terbukti bahwa wilayah Nusantara, memang sudah
didiami oleh kelompok-kelompok manusia sejak ribuan tahun sebelum
Masehi, bahkan sebelum zaman es terjadi. Namun belum ada peneliti di
jagat ini yang tahu dengan pasti, dari peradaban apa mereka, dari
kerajaan apa mereka, atau dari mana asal mereka.
Jauh sebelum Kutai, jauh sebelum
Salakanagara, jauh sebelum Gunuug Padang Cianjur, jauh sebelum Atlantis,
jauh sebelum Lemurian atau jauh lagi sebelumnya, bisa jadi sudah ada
kerajaan-kerajaan lainnya di Nusantara, karena wilayah ini terdapat
sinar matahari yang selalu menerangi sepanjang tahun, yang dapat membuat
tumbuhan dan hewan dapat hidup.
Namun bukti adanya sebuah kelompok,
kerajaan atau sejenisnya, harus tetap dapat dibuktikan secara ilmiah,
walau kerajaan itu sudah ada sejak ribuan tahun sebelum masehi. Tapi hal
itu masih sulit bagi peneliti dunia karena artefak-artefaknya yang
sudah hilang dan info mengenainya sangat-teramat minim, masih penuh
tanda tanya, bahkan tak ada lagi yang tersisa.
Pada artikel yang agak panjang pada kali
ini, akan menyeret Anda ke ruang dan waktu masa lampau, masa silam,
kuno, dimana kerajaan pertama di Nusantara mulai berdiri.
Daerah itu bernama Salaka untuk kemudian
menjadi sebuah kerajaan awal di wilayah Nusantara. Bernama:
Salakanagara, berdasarkan Naskah Wangsakerta – Pustaka Rajyarajya i Bhumi Nusantara
(yang disusun sebuah panitia dengan ketuanya Pangeran Wangsakerta),
Salakanagara berdiri pada abad-1 Masehi yang diperkirakan merupakan
kerajaan paling awal yang ada di Nusantara!
Salakanagara diyakini sebagai leluhur
Suku Sunda, hal dikarenakan wilayah peradaban Salakanagara sama persis
dengan wilayah peradaban orang Sunda selama berabad-abad.
Dan yang memperkuat lagi adalah kesamaan kosakata antara Sunda dan Salakanagara. Disamping itu ditemukan bukti lain berupa Jam Sunda atau Jam Salakanagara, suatu cara penyebutan waktu/jam yang juga berbahasa Sunda.
Situs dan Artefak awal berdirinya Kerajaan Salakanagara
Awal berdirinya Kerajaan di abad-1 ini,
berada di daerah Teluk Lada, Pandeglang (sekarang masuk provinsi
Banten), kota yang ketika terkenal dengan hasil logamnya. Salakanagara
artinya “Negara Perak”, didirikan pada tahun 52 Saka (130/131 Masehi).
Pandeglang dalam bahasa Sunda merupakan singkatan dari kata-kata “panday” dan “geulang” yang artinya pembuat gelang.
Seorang sejarawan Sunda, Dr. Edi S.
Ekajati, memperkirakan bahwa letak ibukota kerajaan tersebut adalah kota
Merak sekarang. Dalam bahasa Sunda, Merak artinya “membuat perak”.
Tatar Pasundan memang memiliki
nilai-nilai sejarah yang tinggi, nama ahli dan sejarawan yang
membuktikannya antara lain adalah Husein Djajadiningrat, Tubagus H.
Achmad, Hasan Mu’arif Ambary, Halwany Michrob dan lain-lainnya.
Banyak sudah temuan-temuan mereka disusun
dalam tulisan-tulisan, ulasan-ulasan maupun dalam buku. Belum lagi
nama-nama seperti John Miksic, Takashi, Atja, Saleh Danasasmita, Yoseph
Iskandar, Claude Guillot, Ayatrohaedi, Wishnu Handoko dan lain-lainnya.
Semua itu menambah wawasan mengenai
Banten menjadi tambah luas dan terbuka dengan karya-karyanya dibuat baik
dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris.
Salaka Nagara (130 -362)
Salaka Nagara (130 -362), diyakini sebagai kerajaan pertama di wilayah Nusantara, khususnya di Pulau Jawa
Pendiri Salakanagara adalah Dewawarman.
Sedangkan pendiri kerajaan sesudahnya yaitu Tarumanagara, adalah
Maharesi Jayasingawarman, pengungsi dari wilayah Calankayana, Bharata,
karena daerahnya dikuasai oleh kerajaan lain.
Kerajaan Salakanegara ini sudah ada pada
abad pertama tahun masehi dan diyakini merupakan kerajaan pertama di
Nusantara. Pendiri Salakanagara berasal dari Aki Tirem, yang kemudian
dikenal pada masa kini sebagai Aki Tirem Luhur Mulia atau yang lebih
dikenal oleh masyarakat setempat dengan nama Angling Dharma dalam nama
Hindu dan Wali Jangkung dalam nama Islam.
Sementara itu, seorang bernama Dewawarman
adalah duta keliling, pedagang, sekaligus perantau dari Kerajaan
Pallawa (kerajaan dinasti Palawa / Pallava Empire), di Bharata (India)
yang akhirnya menetap.
Di Salakanagara, kelompok marga atau wangsa Warman
itu berinteraksi dengan warga setempat, dan terjadilah akulturasi
kebudayaan, termasuk akulturasi sistem pemerintahan dan akhirya ia
menikah dengan puteri penghulu, Aki Tirem.
Adalah Aki Tirem (Sang Aki Luhur Mulya),
penghulu atau penguasa kampung setempat ini yang akhirnya menjadi mertua
Dewawarman ketika puteri Aki Tirem yang bernama Dewi Pwahaci Larasati
(Pohaci Larasati) diperisteri oleh Dewawarman.
Hal ini membuat semua pengikut dan
pasukan Dewawarman akhirnya menikah dengan wanita setempat dan tak ingin
kembali ke kampung halamannya di Palawa, India.
Ketika Aki Tirem meninggal, Dewawarman
menerima tongkat kekuasaan yang kemudian menerima warisan untuk memimpin
kelompok Salaka dan mendirikan kerajaan yang lebih bercorak India,
bernama Salakanagara (Negeri Perak) pada tahun 130 Masehi, beribukota di
Rajatapura.
Jadi, tokoh awal yang berkuasa di daerah
Salaka ini adalah orang lokal bernama Aki Tirem. Konon, kota Rajatapura
inilah yang disebut Argyre oleh Ptolemeus pada tahun 150, yang terletak di daerah Teluk Lada, Pandeglang, kini di sebelah barat provinsi Banten.
Kerajaan-kerajaan kecil dibawah kekuasaan Kerajaan Salakanagara
Setelah Kerajaan Salakanagara terbentuk,
kemudian mulailah terbentuk beberapa kerajaan-kerajaan kecil lain yang
berada disekelilingnya, mereka berkoalisi, yang mana diantaranya bisa
jadi bermula dari seorang sesepuh yang dituakan atau yang berpengaruh,
pemuka agama atau tuan tanah, hingga dari keturunan Raja Dewawarman sendiri.
Beberapa kerajaan kecil di sekitarnya
ini, akhirnya berhasil bergabung dengan Kerajaan Salakanagara dan
sekaigus menjadi daerah kekuasaannya pula. Kerajaan-kerajaan tersebut
memiliki julukan atau sebutan sebagai “Mandala” yaitu kerajaan atau
daerah bawahan.
0 Comment for "Leluhur Suku Sunda dan Kerajaan Salakanagara TerTua Di Nusantara"